Melepaskan Diri dari Kedahsyatan Cengkeraman Dosa

Melepaskan Diri dari Kedahsyatan Cengkeraman Dosa

Pada mula Allah menciptakan dan menjadikan manusia pertama Adam dan Hawa, mereka diciptakan dalam keadaan bersih tiada dosa. Mereka ditempatkan di Taman Eden, suatu tempat yang indah. Adam dan Hawa senantiasa taat kepada Allah.

Namun akhirnya Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka tidak taat kepada firman Tuhan untuk tidak makan buah terlarang, baik karena bujukan Iblis maupun atas keinginan dirinya sendiri.

Dosa yang dilakukan oleh Adam maupun Hawa akan ditanggung oleh mereka masing-masing sesuai dosanya. Dosa Adam maupun Hawa tidak akan turun kepada anak-anaknya maupun kepada umat manusia. Setiap orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri.

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)

Meskipun dosa tidak diturunkan atau diwariskan kepada keturunannya, namun ada dampak dosa yang akan mengalir atau turun kepada setiap keturunan Adam dan Hawa.

Dampak itu adalah hasrat dosa yang akan mengalir kepada setiap orang, dimulai dari bayi hingga manusia dewasa yang berpotensi melahirkan dosa.

Salah satu contoh tentang hasrat dosa seperti yang disampaikan oleh Yesus, yaitu jika seorang laki-laki memandang perempuan dan menginginkannya, maka dia sudah berdosa.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Matius 5:28)

Dan dari keinginan itu, manusia diseret dan dipikat, dan apabila keinginan itu telah dibuahi akan melahirkan dosa dan maut.

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus 1:14-15)

Contoh hasrat dosa lainnya seperti halnya pada saat manusia tersinggung, padahal tidak pernah diajarkan bagaimana cara tersinggung, manusia dapat emosi, padahal tidak pernah diajarkan bagaimana cara emosi, hal-hal tersebut muncul karena adanya hasrat dosa. 

Dan berbagai hasrat dosa lainnya seperti amarah, sakit hati, dendam, kecemaran, hawa nafsu, perseteruan, perselisihan, iri hati, kepentingan diri sendiri, percideraan, kedengkian, ego, egois, kesombongan, pembenaran diri, menghakimi, hujat, dan sebagainya, hal-hal tersebut dapat hadir dalam diri manusia.

Jika oleh usahanya sendiri manusia dapat membuang hasrat dosa dan mampu tidak berbuat dosa, tentu Allah sangat menghargai setiap manusia yang mampu melakuan hal-hal besar ini.

Namun bagi setiap orang yang belum, atau bahkan tidak mampu membuang hasrat dosa dan akhirnya masih terus menerus berbuat dosa, baik dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan, Allah menyediakan pertolongan yang dapat diambil oleh setiap orang yang menyadari akan kelemahannya, dan berharap akan pertolongan dari Allah untuk melepaskan diri dari kedahsyatan cengkeraman dosa.

Melalui Kristus Yesus, Allah mengulurkan pertolongan agar setiap manusia percaya beroleh pembebasan dari hukum dosa dan hukum maut. Manusia akan dituntun secara pribadi bagaimana cara melepaskan diri dari hasrat dosa, sehingga mampu tidak berbuat dosa.

Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia (Yesus) harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. (Ibrani 2:17-18)

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:1-2).

Bagi setiap orang yang sungguh-sungguh telah menempuh langkah demi langkah sesuai dengan kehendak Allah dalam Kristus Yesus, maka ia tidak berbuat dosa lagi, baik dalam hati, pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. (I Yohanes 5:18).

Bahkan bukan saja memiliki kemampuan untuk tidak berbuat dosa lagi, namun lebih dalam lagi, yaitu sudah tidak dapat berbuat dosa atau mati terhadap dosa karena hasrat dosa telah dimatikan di dalam dirinya, serta benih ilahi dan kodrat ilahi ada di dalamnya.

Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. (I Yohanes 3:9)

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (II Petrus 1:4)

Kini semua tergantung pilihan manusia. Bagi manusia yang mampu membuang hasrat dosa dan mampu tidak berbuat dosa oleh usahanya sendiri, hal tersebut dapat dilakukan terus menerus sepanjang hidupnya agar berkenan bagi Allah.

Namun bagi setiap orang yang belum, atau bahkan tidak mampu membuang hasrat dosa dan akhirnya masih terus menerus jatuh dalam dosa, dapat menerima pertolongan Allah dalam Kristus Yesus untuk melepaskan diri dari kedahsyatan cengkeraman dosa.

Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (Roma 7:22-25)

Melalui pelayanan khusus, Allah menugaskan orang-orang utusan-Nya untuk mendampingi setiap orang yang rindu dibebaskan dari hasrat dosa dan dosa, dan dari segala kejahatan, baik bagi orang yang telah percaya, maupun bagi orang yang baru percaya kepada Kristus.

Pada saat pelayanan khusus, setiap orang akan dituntun untuk melihat dosa-dosanya di masa lalu, bahkan dosa dan kejahatan yang terlupakan akan diingatkan, dan yang tersembunyi akan dinyatakan secara khusus, sehingga sadar akan segala dosanya, dan dapat mengaku dosa, dan memohon pengampunan kepada Allah.

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. (Lukas 8:17)

Dan bagi setiap orang yang menempuh tahap demi tahap, proses demi proses dalam kebenaran, akan terlepas dari hasrat dosa, dan memperoleh pengampunan dari segala dosa, dan penyucian dari segala kejahatan, yang [keberhasilannya] ditandai dengan hidup tidak berbuat dosa lagi, dan hidupnya melakukan kebenaran dan menggenapkan seluruh kehendak Allah.

Untuk mencapai kekudusan di hadapan Allah, proses pembaharuan dilakukan terus menerus, hari demi hari sepanjang hidup manusia, hingga sungguh-sungguh mampu tidak berbuat dosa, namun menjadi kudus dan tidak bercela seperti yang tertulis:
Supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (Efesus 5:27)

Amin. 



Rujukan
Ayat-ayat rujukan yang dipergunakan di dalam situs Injil Kerajaan Allah berasal dari Alkitab Terjemahan Baru © Lembaga Alkitab Indonesia 1974, Lembaga Biblika Indonesia, Alkitab Sabda, dan sumber lain yang terkait.

Disclaimer
Semua yang dimuat di dalam situs Injil Kerajaan Allah bukanlah suatu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, jika dikemudian hari hadir hal-hal baru akan dilakukan pembaharuan maupun koreksi sesuai waktu dan zaman.

Formulir Kontak
Terima kasih kepada Saudara sekalian yang telah menghubungi kami melalui Formulir Kontak, kami akan mengusahakan untuk segera membalasnya. Terima kasih.